
Engkau memiliki lebanonmu dengan dilemanya. Sementara aku memiliki Lebanonku dengan keindahannya.
Engkau memiliki Lebanonmu dengan segala konflik yang berkecamuk di sana. Engkau memiliki Lebanon, aku terima itu. sementara aku memiliki Lebanon dan tidak aku terima apa pun lainnya kecuali abstrak absolutnya.
Lebanonmu adalah simpul politis yang selama bertahun-tahun dicoba untuk diuraikan, dan Lebanonku terdiri dari bukit-bukit menjulang dengan wibawa besar dan agung ke langit biru.
Lebanon adalah masalah internasional yang dirundung bayang-bayang malam. Dan Lebanonku terdiri dari lembah-lembah sunyi dan misterius, yang lereng-lerengnya mengandung suara lonceng-lonceng gemercik sungai-sungai.
Lebanonmu adalah padang perkelahian, dimana orang-orang dari Barat berperang dengan orang-orang Selatan. Lebanonku adalah doa bersayap yang mengambang di pagi hari ketika para gembala mengiring kawanan mereka ke padang, dan kemudian terbang pada petang hari ketika para petani kembali dari ladang-ladang mereka dan kebun-kebun anggur mereka.
Lebanonmu adalah perintah gurita dengan banyak belalai. Lebanonku adalah sebuah tipuan dari Ajak ketika dia bertemu dengan Hyena, dan Hyeana berencana jahat terhadap serigala. Lebanonku terdiri dari kenangan-kenangan yang menginginkan aku pada nyanyian gadis-gadis muda di malam bulan purnama dan nyanyian-nyanyian gadis-gadis kecil antara penebah gandum dan pemeras anggur.
Lebanonmu adalah papan catur yang diletakkan antara seorang pemimpin agama dengan seorang pemimpin militer. Lebanonku adalah seorang kuil yang kau kunjungi di dalam batinku, ketika pandangan mataku letih dengan wajah peradaban yang bergerak maju di atas roda-roda.
Lebanonmu adalah satu orang yang membayar upeti dan seorang lainnya yang memungut pajak. Lebanonku adalah satu orang yang kepalanya dipangku oleh lengannya, bersantai dalam bayang-bayang pohon cedar, lupa akan segala kecuali Tuhan dan cahaya matahari.
Lebanonmu hidup dari kapal-kapal dan perdagangan. Lebanonku adalah pikiran yang jauh, hasrat yang hangat, dan sepatah kata mulia yang berisikan bumi di telinga alam semesta.
Lebanonmu terdiri dari sekretaris, pekerja, dan direktur. Lebanonku adalah kegagahan muda, kekuatan tengah baya, dan kearifan tua.
Lebanonmu adalah sebuah negeri pidato-pidato dan pertengkaran-pertengkaran. Lebanonku adalah ocehan burung-burung hitam, desiran daun-daun pohon jati dan hawar. Lebanonku adalah gema seruling dalam goa dan ceruk.
Lebanonmu tak lain hanyalah tipuan yang bersembunyi dibalik keterusterangan palsu. Kemunafikan ditutupi gaya dan keculasan.
Lebanonku adalah kebenaran telanjang yang sangat apa adanya yang tercermin dalam kolam sekeliling air mancur. Ia hanya melihat wajahnya yang tenang dan bahagia.
Lebanonku terdiri dari hukum-hukum dan pasal-pasal di atas kertas, perjanjian-perjanjian dan fakta-fakta dalam catatan negara. Lebanonku adalah pengetahuan batin, pengetahuan yang dilahirkan dalam misteri-misteri kehidupan, dan hasrat yang bangun menyentuh lembut tepi-tepi ketidaksadaran, ia sedang bermimpi.
Lebanonmu adalah seorang tua yang hanya memikirkan dirinya sendiri sambil mengusap janggutnya dan mengerutkan keningnya. Lebanonku adalah seorang muda yang berdiri bagai banteng, tersenyum bagai fajar, mengerti orang-orang lain seperti dia mengerti dirinya yang terdalam.
Lebanonmu terkadang memisahkan diri dari Syria,kadang-kadang menempelkan diri kembali. Ia menipu kedua pihak dan habis dibagi oleh keduanya. Lebanonku tidak memisahkan diri dan tidak menempelkan diri, dan tidak mengenal takluk maupun kalah.
Bagimu Lebanonmu, bagiku Lebanonku.
Ambilah Lebanonmu dan anak-anaknya.
Dan siapakah anak-anak Lebanonmu?
Biarlah kotoran rontok dari matamu agar aku perlihatkan padamu realitas anak-anakmu. Mereka adalah yang melihat jiwa-jiwa mereka dilahirkan di rumah sakit, rumah sakit Barat.
Mereka adalah yang melihat pikiran-pikiran mereka yang terbangun dalam lengan-lengan si kikir yang berlagak dermawan.
Mereka adalah tongkat lemas yang bengkok kesana-kemari tanpa mereka kehendaki, yang bergetar pagi dan petang tanpa menyadarinya.
Mereka adalah perahu yang mencoba menerjang laut yang menggelora tanpa layar dan bilah kemudi, sementara nahkodanya tak lain adalah monster-monster goa. Dan bukankah setiap ibukota Eropa itu adalah goa yang penuh monster?
Dikalangan mereka sendiri, mereka kuat dan fasih. Tetapi dihadapan bangsa Eropa, mereka lemah dan bisu.
Di mimbar-mimbar dan koran-koran, mereka itu liberal, pemburu, dan berapi-api. Tetapi dihadapan orang-orang Barat, mereka jinak dan terbelakang.
Mereka adalah yang berkoak bagai katak ketika membual, dan mereka telah terlepas dari musuh lama yang kejam, tetapi musuh itu tetap terkandung dalam daging mereka.
Mereka adalah yang tidak melihat bencana itu menguras kantong-kantong mereka. Dan bila mereka bertemu dengan seseorang yang jiwanya lapar, mereka akan menertawainya dan menghindari dari dia, mempermalukan dia seperti bayangan yang mengembara ke seluruh dunia bayangan.
Mereka adalah budak, rantai belenggunya telah karatan dan menjadi aus dimakan waktu, dan percaya bahwa mereka telah benar-benar dibebaskan.
Seperti itulah anak-anak Lebanon!
Siapa diantara mereka yang akan mewakili kekuatan batu-batu Lebanon, kemuliaan gunung-gunungnya, kejernihan airnya, dan keharuman udaranya?
Siapa di antara mereka mampu berkata, “Kalau aku mati, aku akan meninggalkan negara yang sedikit lebih baik ketika aku lahir?”
Adakah satu saja di antara mereka yang akan berani berkata, “Sungguh, kehidupanku adalah setetes darah dalam urat nadi Lebanon, dan secercah senyum di bibirnya?”
Seperti itulah anak-anak Lebanon!
Betapa agungnya mereka terlihat di matamu, dan betapa kecilnya di mataku.
Berhentilah sejenak dan bukalah matamu lebar-lebar sehingga bisa kuperlihatkan padamu realitas anak-anak Lebanonku.
Mereka adalah pembajak-pembajak tanah yang merubah tanah-tanah gersang menjadi taman-taman dan kebun buah-buahan.
Mereka adalah gembala-gembala yang menggiring kawanan mereka dari satu lembah lain sehingga menjadi gemuk dan berkembang biak,
hingga daging mereka tersedia untuk meja kalian dan bulu mereka untuk pakaian bagi tubuh kalian.
Mereka adalah pekerja kebun anggur yang memeras buah anggur untuk membuat minuman anggur dan jelinya.
Mereka adalah para bapak yang menjaga pohon murbeinya dan para ibu yang memintal benang sutranya.
Mereka adalah orang-orang yang memanen gandum, yang istri-istrinya mengumpulkan hasil-hasilnya dengan tangan-tangan mereka.
Mereka adalah para penyair yang mencurahkan jiwa mereka ke dalam gelas-gelas anggur baru para penyair alam itu yang menyanyikan tangisan dan lagu tanah-tanah sebelah timur Laut Tengah.
Mereka adalah yang meninggalkan Lebanon dalam keadaan miskin, hanya tinggal memiliki api dalam hati dan kekuatan dalam lengan-lengan mereka penuh sesak dengan kekayaan bumi dan kepala mereka dimahkotai bunga kemenangan.
Mereka adalah penakluk di mana pun mereka bermukim, dan para pemikat dimana pun mereka berada.
Mereka adalah yang dilahirkan dalam gubuk-gubuk dan mati dalam rumah pengetahuan.
Seperti itulah anak-anak Lebanon!
Mereka adalah obor-obor yang menentang angin dan garam yang menundukkan waktu.
Mereka adalah yang maju dengan langkah-langkah tegap ke arah kebenaran, keindahan, dan pemenuhan.
Apa yang tersisa dari Lebanonmu dan anak-anaknya pada akhir abad ini?
Katakan padaku, apa yang akan engkau wariskan pada masa depan selain manusia-manusia garang, pengkhayal, dan pecundang?
Apakah engkau berharap waktu akan menyimpan sisa-sisa pengingkaran-pengingkaran culas, curangan, dan tipu dayamu dalam kenangannya?
Apakah engkau percaya bahwa udara di atas menyerap bayang-bayang kematian dan bau-bau busuk dari kubuan?
Apakah engkau masih memuja ilusi yang menyatakan bahwa kehidupan menutupi ketelanjangannya dengan gombal?
Aku katakan ini padamu, dan kebenaran adalah saksiku.
Biji zaitun yang terkecil yang ditanamkan oleh orang desa di kaki Gunung Lebanon akan lebih panjang usianya daripada semua kegiatan dan petualanganmu. Dan bilah bajak dan bajak yang ditarik oleh sapi-sapi pada lereng-lereng Lebanon itu lebih berharga dan lebih terhormat ketimbang gabungan impian-impian dan ambisi-ambisimu.
Aku katakan ini padamu, dan naluri alam semesta mendengarkan aku.
Nyanyian gadis kecil yang mengumpulkan bunga-bunga di lembah-lembah Lebanon akan hidup lebih lama ketimbang pernyataan-pernyataan dari yang paling berkuasa dan paling mulia di antara kamu.
Aku katakan ini padamu, bahwa engkau tidak berharga. Dan hendaknya engkau ketahui, kejijikanku terhadapmu akan berubah menjadi iba dan kasihan. Tapi engkau tidak tahu itu sama sekali.
Bagimu Lebanonmu, bagiku Lebanonku.
Engkau punya Lebanonmu dan anak-anaknya, dan berpuashatilah dengan itu. oh, jika saja engkau berhasil meyakinkan saudara-saudaramu bahwa ia sama kosongnya dengan gelembun udara!
Sedangkan kau, aku yakin tentang Lebanonku dan anak-anaknya, dan dalam keyakinanku, bertahtalah kesunyian segar dan ketentraman.